Sabtu, 31 Mei 2014

Faktor Keamanan Bus Dari Sisi Konstruksi

Sering ga ngeliat bus Sumber Group dengan nopol 71XX, 72XX, 73XX atau 74XX yang menggunakan body baru seperti Legacy atau Discovery? Bukannya dulu bus-bus itu pernah pakai body Panorama dan Sprinter? Sebenarnya ada beberapa alasan kenapa bus-bus Sumber Group tersebut mengalami proses rebody, selain faktor estetika / penampilan. Faktor lain mengapa bus tersebut direbody adalah untuk faktor keamanan, baik keamanan pengemudi serta semua orang yang ada didalam bus tersebut.
Secara garis besar sebuah bus pada dasarnya terdiri dari 2 bagian utama : Sasis + mesin dan body. Jika kita ingin membeli sebuah bus di Indonesia, mayoritas ATPM hanya menyediakan sasis + mesin saja, kemudian untuk pemasangan diserahkan ke konsumen untuk memesan body ke karoseri atau perusahaan pembuat body bus sesuai pilihannya. Untuk armada bus yang jumlahnya sekian ratus armada yang dimiliki Sumber Group saat ini semuanya menggunakan mesin buatan Hino dengan jenis AK8 (A 215) yang sudah dilengkapi dengan turbo intercooler. Akan tetapi ada 3 macam body bus yang dipakai : Nucleus 3, Legacy dan Discovery yang semuanya adalah buatan karoseri Laksana, Ungaran. Ga sedikit juga bus yang menggunakan body Legacy atau Discovery dulunya menggunakan body Sprinter yang kemudian dilepas dari sasis dan dipasangkan body baru lagi.


Kenapa re-body bisa dikatakan untuk meningkatkan keamanan dari penumpang dan kru? Tidak lain adalah segi konstruksi bis yang lebih kuat dibandingkan body terdahulu yang sudah dimakan usia. Akan tetapi dalam merancang suatu body bus harus diperhatikan beberapa hal, antara lain : Konstruksi body, Elektik, Maintenance dan Ergonomi. Mari kita bahas faktor keamanan bus dari sisi kontruksi :
1. Kontruksi body
Dalam melakukan perancangan konstruksi bus, harus diperhatikan beberapa faktor antara lain : Center of gravity, material, proses penyambungan / pengelasan (welding).
Kenapa Center of gravity itu penting? Center of gravity berarti posisi titik berat harus benar, Deck standar & High Deck beda posisinya.Semua itu wajib di hitung dengan bener. Selain itu juga perancangan body bus sudah diatur oleh Dishub dan mengikuti panduan manual body builder dr chassis yang di gunakan.
Selain itu juga pemilihan material yang digunakan untuk pembuatan body bus juga tidak bisa menggunakan bahan sembarangan. Harus menggunakan bahan (pipa, plat dan komponen) yang kuat sesuai standard yang telah ditetapkan oleh pabrikan. Untuk mayoritas karoseri menggunakan bahan pipa STKM 13B. Kontruksi ini harus benar-benar diperhatikan untuk mempertahankan kekuatan bus. Untuk karoseri diluar negeri sudah mulai dilakukan crash test atau uji tabrak dan bahkan ada juga Uji Kemiringan.
Keaweten suatu rangka tidak tergantung dari cara / metode pengelasan dan sistem perlindungan korosi saja. Rangka atau body juga memerlukan perlindungan dari korosi atau karat. Cara perlindungannya bisa dengan  menggunakan Polyuretan atau dengan yg bagus CED (Electrophoretic deposition)
2. Elektrik
Dalam pembuatan body bus harus benar-benar diperhatikan wearing elektrik atau pemasangan kabel harus benar, Misal : penggunaan ukuran kabel dan fuse (sekering). Hal ini terkesan sepele tapi fatal jika di langgar. Jalur kabel juga harus benar dan pemasangannya juga wajib di perhatikan misal perlindungan kabel saat pemasangan interior (rawan terkena bor). Selain itu juga kabel yang tergores/terluka karena bor, baut atau bahan tajam bisa menyebabkan konsleting dan berakibat kebakaran.
3. Akses maintenance / perawatan
Sebuah bus rata-rata melewati jalan yang bervariasi. Hal ini tentunya harus diimbangi dengan perawatan rutin untuk mencegah atau memperbaiki kerusakan yang terjadi. Akses perawatan perlu dipikirikan untuk mempermudah dalam merawat mesin, elektrik, suspensi, dll agar kondisi bus selalu sehat. Akan tetapi hal ini terkadang terlewat oleh karoseri.
4. Design 
Design sebuah  bus wajib yang mengutamakan ergonomi. Tujuannya agar pengguna (driver dan penumpang) merasa nyaman bila sedang berada didalamnya. Contoh: posisi tempat duduk driver harus nyaman, tidak terlalu tinggi/rendah dan driver harus memiliki jarak pandang yang luas. Contoh lain: posisi tinggi sorot lampu depan dan lampu penanda yang ada di samping, atas dan di belakang perlu di perhatikan. Selain itu juga ketinggian ruang interior juga disesuaikan dengan tinggi rata-rata manusia, termasuk posisi arm rest, leg rest juga di sesuaikan dengan posisi nyaman.
Sistem pendingin ruangan atau juga harus diperhatikan. AC yang baik bukan yang terlalu dingin atau tidak dingin sama sekali. AC terbaru sudah mulai auto temperatur.
5. Rain Test atau test kebocoran
Bus dengan kualitas yang baik tentu tidak mengalami bocor. Ini adalah masalah yg selalu di alami karoseri mana saja.Tetapi hampir semua bus pasti akan mengalami kebocoran tapi dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Akan tetapi banyak faktor yang menyebabkan kebocoran ini terjadi. Ada beberapa penyebab terjadinya kebocoran: 1. Join atau sambungan antar 2 komponen: misal lubang AC roof. 2. Sambungan Plat dengan fiber karena 2 komponen berbeda. Bukankah sudah menggunakan sealer untuk mengatasi kebocoran? Kualitas dari sealer yang dipakai dan cara pemasangan sealer yang tidak tepat bisa juga menjadi faktor penyebab kebocoran tersebut.


Karoseri-karoseri besar di Indonesia sudah lebih baik dalam membuat sebuah bus karena mereka di tuntut untuk membuat kendaraan sesuai standard rancangan dan keamanan. Akan tetapi, sekuat apapun atau setangguh apapun sebuah kendaraan tentu tidak akan berguna selama pengemudi tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar